NASA Temukan Lubang Terbesar di Matahari
Lubang itu terbentuk oleh wilayah kepadatan rendah plasma matahari.
ddd
Rabu, Muhammad Chandrataruna, Amal Nur Ngazis
(NASA)
VIVAnews - Pusat pengamatan matahari di Badan Antariksa As (NASA), Solar Dynamic Observatory (SDO), menangkap sebuah lubang yang diklaim terbesar pada permukaan matahari pada akhir pekan lalu.
SDO berfungsi menyaring sinar ultraviolet ekstrem matahari. Celah itu disebut lubang koronal, dilansir Foxnews, 5 Juni 2013.
Meski fenomena lubang itu sudah pernah diketahui sebelumnya, penampakan kali ini tergolong istimewa. NASA mengatakan, lubang itu merupakan lubang koronal terbesar setelah mengamati atmosfer matahari selama lebih dari setahun.
Lubang koronal itu terbentuk oleh wilayah kepadatan rendah dari plasma panas matahari.
Dikatakan, koronal rendah matahari menyusup dengan medan magnetik kuat. Beberapa koronal rendah itu memutar atau tertutup sehingga menjadikannya tampak cantik.
Sementara putaran koronal terang yang terperangkap gas super panas menghasilkan sejumlah besar sinar ulltraviolet ekstrem. Radiasi dihasilkan tingkat jutaan plasma.
Namun, ada juga garis medan terbuka yang menjadi salah satu akhir dari magnetik yang berubah terus menerus dalam fotosfer matahari.
Area garis medan terbuka atau lubang koronal beraksi seperti selang api, yang meledakkan plasma matahari ke ruang angkasa.
Area ini merupakan sumber angin matahari tercepat yang mengakselerasikan material matahari menuju Bumi, yang hanya membutuhkan waktu 2-3 hari hingga sampai ke Bumi.
Melalui pengamatan SDO, lubang koronal yang tampak gelap karena adanya kepadatan yang rendah dari tingkat jutaan plasma menghasilkan radiasi sinar ultraviolet ekstrem (EUV).
Dan, hal yang mengejutkan, dari pengamatan SDO, matahari benar-benar muncul dengan punya lubang.
Kini peneliti dapat mengharapkan peningkatan frekuensi jilatan matahari dan letupan koronal massa (CME) karena medan magnetik matahari semakin ditekan.
Meski maksimal matahari kurang aktif dari yang diperkirakan, matahari menghasilkan beberapa jilatan dan CME yang kuat.
Jika ingin melihat aktivitas matahari selama tiga tahun penuh, yang dipercepat sampai tiga menit saja, Anda bisa mengunjungi tautan ini.
SDO berfungsi menyaring sinar ultraviolet ekstrem matahari. Celah itu disebut lubang koronal, dilansir Foxnews, 5 Juni 2013.
Meski fenomena lubang itu sudah pernah diketahui sebelumnya, penampakan kali ini tergolong istimewa. NASA mengatakan, lubang itu merupakan lubang koronal terbesar setelah mengamati atmosfer matahari selama lebih dari setahun.
Lubang koronal itu terbentuk oleh wilayah kepadatan rendah dari plasma panas matahari.
Dikatakan, koronal rendah matahari menyusup dengan medan magnetik kuat. Beberapa koronal rendah itu memutar atau tertutup sehingga menjadikannya tampak cantik.
Sementara putaran koronal terang yang terperangkap gas super panas menghasilkan sejumlah besar sinar ulltraviolet ekstrem. Radiasi dihasilkan tingkat jutaan plasma.
Namun, ada juga garis medan terbuka yang menjadi salah satu akhir dari magnetik yang berubah terus menerus dalam fotosfer matahari.
Area garis medan terbuka atau lubang koronal beraksi seperti selang api, yang meledakkan plasma matahari ke ruang angkasa.
Area ini merupakan sumber angin matahari tercepat yang mengakselerasikan material matahari menuju Bumi, yang hanya membutuhkan waktu 2-3 hari hingga sampai ke Bumi.
Melalui pengamatan SDO, lubang koronal yang tampak gelap karena adanya kepadatan yang rendah dari tingkat jutaan plasma menghasilkan radiasi sinar ultraviolet ekstrem (EUV).
Dan, hal yang mengejutkan, dari pengamatan SDO, matahari benar-benar muncul dengan punya lubang.
Kini peneliti dapat mengharapkan peningkatan frekuensi jilatan matahari dan letupan koronal massa (CME) karena medan magnetik matahari semakin ditekan.
Meski maksimal matahari kurang aktif dari yang diperkirakan, matahari menghasilkan beberapa jilatan dan CME yang kuat.
Jika ingin melihat aktivitas matahari selama tiga tahun penuh, yang dipercepat sampai tiga menit saja, Anda bisa mengunjungi tautan ini.
No comments:
Post a Comment